Abstrak
Pemikiran mengenai pentingnya penguatan kerangka hokum bahwa suatu system hokum merupakan pencerminan daripada suatu system social dimana system hokum tadi merupakan bagiannya. Jadi suatu system hokum seyoganya mencerminkan
unsure-unsur kebudayaan, kelompok-kelompok social, lembaga-lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapsan social, kekuasaan dan wewenang, proses-prose social maupun perubahan-perubahan socialystem hokum seyoganya mencerminkan.
System social juga perlu diketahui, agar dapat digali dasar berlakunya hokum. Hokum yang baik adalah hokum yang berlaku atas dasar tiga factor, yaitu factor-faktor yuridis, filosofis dan sosiologi. Secara yuridis hokum berlaku apabila hokum tadi terbentuk melalui prosedur tertentu, misalnya menurut undang-undang dasar 1945, Undang-undang dibuat oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat, secara filosofis, suatu hokum berlaku apabila sesuai dengan cita-cita hokum dari masyarakat, misalnya masyarakat adil dan makmur, di dalam arti sosiologis, maka hokum berlaku apabila dipaksakan berlakunya (diterima atau tidak) dan apabila hukum tadi diterima, di akui dan di taati oleh mereka yang terkena hukum tadi. |